Pentingnya menjadi essentialist untuk hidup yang lebih produktif



Essentialism bisa di definisikan ke banyak hal tergantung bidangnya, tapi secara garis besar essentialism adalah suatu pandangan yang melihat suatu objek yang hanya memiliki kepentingan . Essentialism ini memiliki kemiripan dengan konsep minimalism karena memiliki kesamaan berfokus pada kualitas dibanding kuantitas juga memilih ke yang lebih sedikit, tapi fokus. dengan hanya mempunyai sedikit kegiatan, mereka akan lebih optimal di performance juga kesadarannya saat mengerjakan hal itu. 

Konsep essentialism ini di populerkan oleh Greg mckeown yang menulis buku dengan judul yang sama dan masuk menjadi New york times best selling . Di bukunya Greg mckeown menjelaskan the essentialist bekerja dengan lebih mengedepankan sedikit tapi lebih baik, bukan berarti ini hanya tunduk pada prinsip, tapi depan kedisplinan. Menjadi essentialist ini bukan dari membuat resolusi tahun baru untuk lebih banyak mengatakan tidak, mengosongkan kotak masuk, atau tentang menguasai beberapa strategi baru dalam memanaje waktu. Tapi dengan cara berhenti sejenak untuk bertanya, “Apakah saya menginvestasikan waktu ataupun energi di aktivitas yang benar?” Karena ada banyak aktivitas dan peluang di dunia ini yang mungkin saja bagus atau sangat bagus, tapi hanya beberapa saja yang benar-benar penting dan worth of our time and energy. Dan caranya yaitu dengan belajar menyaring sesuati yang emang beneran penting dari banyaknya pilihan yang ada. Jadi menjadi essentialist itu bukan tentang bagaimana menyelesaikan lebih banyak hal, tapi tentang bagaimana menyelesaikan sesuatu yang emang benar-benar penting untuk di lakukan. Jadi ini adalah tentang membuat keputusan yang menjadi suatu investasi bijaksana dari waktu dan energy kita, karena yah yang seperti kita tahu, kita mempunyai waktu dan energy yang terbatas.

Menjadi essentialist juga berarti kita hidup berdasarkan rancangan, bukan secara default. Alih-alih membuat pilihan secara reaktif, para essentialist ini dengan sengaja membedakan mana yang emang benar-benar penting dan sepele, lalu kemudian menghilangkan hal yang sepele tersebut agar tidak menghalanginya dari menjalankan sesuatu yang emang benar-benar penting.  Dengan kata lain, di perlukannya beberapa pendekatan yang disiplin dan sistematis untuk menentukan di mana titik kontribusi tertinggi kita berada, kemudian melakukan eksekusi terhadap hal-hal itu dengan usaha yang kecil bahkan tanpa usaha.

Juga menjadi essentialist itu adalah jalan dimana kita yang mempunyai kendali atas pilihan kita sendiri, jalan yang menuju tingkat kesuksesan yang baru. Ini adalah jalan dimana kita tidak hanya menikmati hasilnya, tapi juga proses dalam mencapai hasil tersebut.

Ada beberapa cara,prinsip juga alat yang mendukung kita untuk bisa menjadi essentialist ini. Kita bisa menggunakan matriks eissen-hower dalam menentukan prioritas, kita bisa juga menggunakan pertanyaan yang di pakai Derek siver  if not hell yes, then no. , bisa juga dengan membuat checklist yang berisi pertanyaan pertimbangan sebelum kita setuju dan berkomitmen untuk melakukan suatu aktivitas.

Dari penerapan konsep essentialism ini dan menjadi essentialist, kita bisa jadi lebih produktif tapi tetap juga mempertimbangkan hal yang emang benar-benar penting untuk kita

Images by Terezija Semenski on medium 

Resources=

Becoming an Essentialist - YouTube

Mckeown,Greg. (2014). Essentialism: The Discplined Pursuit of Less. New York: Penguin Random House LLC.

Memahami Eisenhower Matrix - Dropbox Business

Minimalism vs Essentialism. Simply defined. | by Mathilde Langevin | Simpler | Medium

No yes. Either HELL YEAH! or no. | Derek Sivers



Komentar